Yuni mengalami penderitaan fisik dan psychological, bahkan bayi dalam kandungannya berpindah posisi. Sang ibunda, Mbok Ginem, mengaitkan gangguan tersebut dengan pelet masa lalu yang dilakukan Yuni untuk mendapatkan Anton.
Hendra yang saat itu umurnya baru menginjak five tahun baru saja pulang dari mengaji. Malam itu adalah malam Jumat Kliwon dimana menurut orang dulu merupakan malam keluarnya hantu-hantu.
Dia bermeditasi untuk waktu yang lama sampai fajar, melihat kilau batangan, merenung dan sampai pada kesimpulan bahwa iblis sendiri menggodanya. Kemudian keraguan muncul di benaknya, bagaimanapun juga Tuhan
Mereka melihat ke sekeliling, ternyata jalannya sudah cukup jauh dari tempat menyeramkan tersebut. Akhirnya mereka saling pandang dan tertawa karena aksi jatuh barusan benar-benar sangat lucu. Tanpa mereka sadari sarung dan baju sudah pada kotor semua.
Beberapa pendaki yang melanggar pantangan ini dikabarkan tersesat sampai hilang diculik ke dimensi lain.
bahwa dia masih sangat mabuk, ini meningkatkan keriuhan, dia menginjakkan kakinya di pintu masuk rumah ibunya, mengklaim bahwa dia telah pergi mencarinya di rumah rekannya, tempat dia pergi untuk berlindung.
Tinggal di sebuah kost yang murah meriah serta tempat yang nyaman adalah idaman bagi Tari. Namun, sebuah malapetaka besar akan mengancam nyawanya karena tinggal di sana. Pak Yanto, pemilik kost yang Tari tempati, tidak menjelaskan asal muasal kost yang ditempati oleh Tari sangat sepi bahkan tidak ada yang mau tinggal di sana sebelumnya.
Di luar bis yang melaju kencang, hujan turun dengan derasnya hingga menimbulkan suara ribut bergemuruh. Kilat menyambar bergantian dan terkadang terdengar suara guntur yang menggelegar membuat malam itu benar-benar terasa mencekam.
Andi adalah remaja kelas two SMP yang selalu mengaji malam di sebuah surau. Untuk ke surau tersebut harus melewati kuburan atau pemakaman umum. Andi yang biasanya ditemani Arin kini harus pulang sendiri karena Arin tidak ikut ngaji karena menstruasi.
Kota itu menjadi korban epidemi, semakin banyak orang menjadi korban penyakit langka itu. Pasien baru terus berdatangan, dari penyakit ini ke kantor dokter yang baru lulus, dia masih praktek.
Eko, Miko, dan Wawan merupakan tiga sahabat yang tinggal disebuah rumah kontrakan megah dan dekat dengan jalan lintasan jalan besar. Walau rumah tersebut telah lama dikosongkan, namun rumah kontrakan tersebut begitu sempurna untuk anak-anak kuliahan seperti mereka. Tapi, di balik megahnya rumah tersebut, ada rahasia kelam yang disembunyikan di rumah itu.
“Jangan menakuti deh, Ran”, ucap Ajeng yang terlihat mulai pucat karena menahan sakit dan takut sekaligus.
Saya tidak berani keluar dari persembunyian, tubuh saya terasa kaku karena ketakutan, saya bahkan tidak merasakan sakit menggigit jari saya, ini untuk menghindari berteriak.
Tapi tiba-tiba mereka mencengkeram kakinya dan menariknya dengan keras, langsung kaget dia mengira orang gila itu ada di sini. Dia mulai berteriak cerita horror mencoba melepaskan diri dari orang gila itu, tiba-tiba dia menemukan dirinya di depan wajah yang sangat jahat, dengan senyum yang menanamkan teror.